Beranda | Artikel
Perkataan dan Perbuatan Tolok Ukur Sifat dan Akhlaq
Selasa, 7 Juni 2022

مِنْ قَوَاعِدِ الْقُرآنِ أَنَّهُ يَسْتَدِلُّ بِالأَقْوَالِ وَالأَفْعَالِ عَلَى مَا صَدَرَتْ عَنْهُ مِنَ الأَخْلَاقِ وَالصِّفَاتِ

Di antara kaidah al-Qur’ân yaitu menjadikan perkataan dan perbuatan sebagai dalil yang menunjukkan karakter dan perilaku orangnya

 Kebanyakan orang ketika mendengar seseorang mengucapkan sesuatu perkataan atau melihat seseorang melakukan suatu perbuatan, maka perhatiannya terbatas hanya perbuatan yang dilakukan si pelaku atau terbatas pada maksud dari ucapan yang diucapkannya, tanpa mau berpikir lebih jauh tentang sumber yang menjadi latar-belakang ucapan atau perbuatan tersebut. Orang yang cerdas akan selalu memperhatikan dua masalah ini karena dia menyadari bahwa keduanya saling berkaitan. Terlebih lagi, ini merupakan salah satu kaidah yang diajarkan oleh al-Qur’ân.

Misalnya, firman Allâh سبحانه وتعالى tentang sifat-sifat para hamba Allâh سبحانه وتعالى :

وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا ٦٣

Dan hamba-hamba Rabb yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. (QS. al-Furqân/25:63)

Perkataan dan perkataan mereka ini bisa dijadikan isyarat yang menunjukkan karakter dan sifat mereka. Sifat dan karakter yang menjadi sumber perbuatan ini adalah ketenangan, kekhusyu’an, sifat bijak, akhlaq mereka yang terpuji serta upaya mereka untuk menjaga diri mereka dari perdebatan dengan orang-orang yang tidak tahu.

Juga misalnya firman Allâh yang artinya : Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). (QS. an-Naml/27:17)

Yang terpahami langsung dari ayat ini adalah tentara Nabi Sulaiman itu terdiri dari jin, manusia dan burung. Keberadaan tentara Nabi Sulaiman عليه السلام yang beragam ini bisa dijadikan sebagai dalil yang menunjukkan bagusnya pengaturan (manajemen) kerajaan, politik (siasat) serta baiknya peraturan(undang-undang).

Juga firman Allâh سبحانه وتعالى :

وَاِذَا سَمِعُوا اللَّغْوَ اَعْرَضُوْا عَنْهُ وَقَالُوْا لَنَآ اَعْمَالُنَا وَلَكُمْ اَعْمَالُكُمْ ۖسَلٰمٌ عَلَيْكُمْ ۖ لَا نَبْتَغِى الْجٰهِلِيْنَ ٥٥

Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling darinya dan mereka berkata, “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil”. (QS. AlQashash/28:55)  

Perbuatan yang disebutkan dalam ayat di atas bisa dijadikan bukti yang menunjukkan perangai pelakunya yang bagus serta kebersihan jiwanya dari sifat buruk, juga menunjukkan kecerdasan dan kesabarannya. Semisalnya dengan ini, pemberitaan tentang perilaku keji orang-orang kafir jahiliyah yang membunuhi anak-anak mereka karena takut jatuh miskin, takut sengsara. Kejadian ini menunjukkan beratnya kegelisahan mereka dan persangkaan mereka yang buruk terhadap Rabb mereka serta ketidakpercayaan mereka terhadap kemampuan Rabb mereka untuk mencukupi kebutuhan mereka.

Begitu juga firman-Nya tentang orang-orang yang memusuhi Rasûlullâh :

وَقَالُوْٓا اِنْ نَّتَّبِعِ الْهُدٰى مَعَكَ نُتَخَطَّفْ مِنْ اَرْضِنَاۗ

Dan mereka berkata, “Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami.” (QS. al-Qashash/28:57)

Perkataan mereka ini menjadi dalil yang menunjukkan persangkaan buruk mereka terhadap Rabb mereka dan keyakinan buruk mereka yang meyakini bahwa Allâh سبحانه وتعالى tidak akan menolong agama-Nya, serta tidak akan menyempurnakan agama-Nya. Contoh-contoh untuk kaidah ini banyak sekali. Wallâhu A’lam.

1) Diangkat dari al-Qawa’idul Hisân, kaidah ke-66

Majalah As-Sunnah Edisi 06/Thn XVII/Dzulqa’dah 1434H/Oktober 2013M


Artikel asli: https://majalahassunnah.net/artikel/perkataan-dan-perbuatan-tolok-ukur-sifat-dan-akhlaq-2/